Minggu, 25 Mei 2014

REVIEW NOVEL (BUKAN) SALAH WAKTU



(Bukan) Salah Waktu. 
Tak ada yang salah diantara kita, kecuali masa lalu


“Tahukah Kau, Sayang ….
Aku mencintaimu lebih dari apapun. Aku rela kehilangan segalanya kecuali kamu. Aku sanggup melepas duniaku demi dunia kita bersama.
Namun, ketika waktu bergulir tanpa bisa dibendung, ketika kenyataan memaksa untuk dipahami, ketika kesalahan memohon untuk dimaafkan, kurasa aku tak sanggup Sayang ….
Entahlah, siapa yang harus memahami dan mengalah. Tapi mungkin, aku butuh seribu cara untuk mengobati luka hati ini.”


Cuplikan di atas merupakan cuplikan dari Novel karangan Nastiti Deny yang berjudul (Bukan) Salah Waktu, dan merupakan naskah pilihan pemenang lomba novel “Wanita Dalam Cerita”. Novel ini mempunyai 245 halaman buku, dan isinya menggambarkan kisah antara Sekar dan Prabu.

Sekar adalah seorang perempuan muda yang sudah dua tahun menikah dengan pilihan hatinya, Prabu. Meski kelihatannya rumah tangga mereka aman - aman saja, ternyata baik Sekar maupun Prabu menyimpan luka masa lalu.

Diceritakan, Sekar mengalami masalah dengan masa lalunya. Sekar berasal dari keluarga broken home. Papa dan mamanya sering bertengkar dan menjadikan Sekar sebagai alasan pertengkaran mereka. Sekar yang ketakutan membawa trauma itu hingga dewasa. Apalagi setelah orangtuanya berpisah. Anehnya, Prabu tidak tahu kalau mertuanya itu sudah lama bercerai. Karena Sekar selalu menutupi hal itu dari Prabu dan keluarganya dengan alasan takut ditolak.

Sekar memimpikan, bersanding dengan Prabu adalah sebuah pilihan yang tepat untuknya melepaskan satu demi satu keruwetan masa lalunya. Namun itu tidak terjadi setidaknya  pada tahun kedua pernikahannya dengan Prabu.  Sekar mendapati kenyataan yang tidak menyenangkan akan masa lalu suaminya. Sekar dan Prabu ternyata sama-sama menyimpan sebuah rahasia masa lalu. Prabu ternyata pernah memiliki anak di masa lalunya, anak yang lahir karena dirinya dijebak oleh seorang perempuan bernama Laras. Kali ini Laras kembali datang menghantui kehidupan Prabu. Belum lagi ada Bram, adik Laras yang membocorkan fakta ini pada Sekar, semata - mata karena ingin menghancurkan Prabu. Hingga akhirnya rumah tangga yang belum lama mereka bina, berada dalam sebuah persimpangan yang akan hancur jika keduanya salah melangkah.

Begitulah, memang cerita ini dibuat seperti kepingan puzzle yang harus disusun ulang oleh siapapun yang membacanya. Kisah Sekar yang penuh kejutan yang membuat saya penasaran untuk terus membuka halaman demi halaman novel ini. Kejadian masa lalu Sekar, kejadian masa lalu Prabu, kemunculan tokoh Bram, Larasati, Wira, serta Rei merupakan kepingan-kepingan puzzle yang menunggu pembaca untuk direkonstruksi.

Nastiti sebagai pengarang cerita ini berhasil membuat penasaran dengan adegan melompat-lompat dari masa kini ke masa lalu kembali lagi ke masa kini. Disisi lain, konflik cerita memang jelas tapi antara satu sama lainnya menurut saya kurang menyatu. Kehadiran Bram sebagai tokoh antagonis juga hanya sekedar hadir sebagai pelengkap. Kondisi psikologis Sekar yang disinggung di awal cerita tidak diselesaikan dengan baik. Malah pada pertengahan cerita dimunculkan fakta baru bahwa Sekar hanyalah anak angkat, kemudian mamanya terkena kanker. Begitu juga dengan Laras yang tiba - tiba saja menghilang dan menyerahkan anaknya begitu saja pada Prabu, lantas ketika bertemu dengan Sekar bisa langsung akrab.

2 komentar:

  1. Sekar memimpikan, bersanding dengan Prabu adalah sebuah pilihan yang tepat untuknya melepaskan satu demi satu keruwetan masa lalunya. Namun itu tidak terjadi setidaknya pada tahun kedua pernikahannya dengan Prabu. Sekar mendapati kenyataan yang tidak menyenangkan akan masa lalu suaminya. Sekar dan Prabu ternyata sama-sama menyimpan sebuah rahasia masa lalu. Prabu ternyata pernah memiliki anak di masa lalunya, anak yang lahir karena dirinya dijebak oleh seorang perempuan bernama Laras. Kali ini Laras kembali datang menghantui kehidupan Prabu. Belum lagi ada Bram, adik Laras yang membocorkan fakta ini pada Sekar, semata - mata karena ingin menghancurkan Prabu. Hingga akhirnya rumah tangga yang belum lama mereka bina, berada dalam sebuah persimpangan yang akan hancur jika keduanya salah melangkah.

    beuh ga kreatip. KOPAS dari BLOG ORANG KAMPUNGFIKSI JUGA. gimana bisa menang mbakkk

    BalasHapus
  2. kagak menang bukan masalahpun, mang saya plagiat, tak berharap menangpun. namanya juga iseng, hahahaaaa

    BalasHapus